Logo

Senin, 25 Maret 2019

INTEGRASI DALAM MEMUPUK MEMPERKOKOH PERSATUAN DAN KESATUAN


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

INTEGRASI DALAM MEMUPUK MEMPERKOKOH PERSATUAN DAN KESATUAN

DISUSUN OLEH :
PRASETYO FAJAR RAMADHAN (24317727)

DOSEN :
SRI WALUYO

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR




DAFTAR ISI

BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………………… 2

BAB 2
ISI…………………………………………………………………………………. 3

BAB 3
KESIMPULAN…………………………………………………………………... 6

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………7








  
BAB I
PENDAHULUAN

Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami hampir semua negara, terutama negara-negara yang usianya masih relatif muda, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena mendirikan negara berarti menyatukan orang-orang dengan segala perbedaan yang ada menjadi satu entitas kebangsaan yang baru menyertai berdirinya negara tersebut. Begitu juga negara Indonesia yang usianya masih relatif muda. Sejak proklamasi kemerdekaan sampai sekarang negara Indonesia masih menghadapi persoalan bagaimana menyatukan penduduk Indonesia yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam suku, memeluk agama yang berbeda-beda, berbahasa dengan bahasa daerah yang beranekaragam, serta memiliki kebudayaan daerah yang berbeda satu sama lain, untuk menjadi satu entitas baru yang dinamakan bangsa Indonesia.
Pada kenyataannya, masih terdapat masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa perbedaan  itu  adalah  suatu  ancaman yang harus dihilangkan. Salah satu bentuk konflik yang sering terjadi adalah konflik antar kelompok dalam masyarakat, baik konflik yang dilatarbelakangi oleh kesukuan, konflik antar pemeluk agama, konflik karena kesalahpahaman budaya, dan semacamnya. Hal itu menunjukkan bahwa persoalan integrasi nasional Indonesia sejauh ini masih belum tuntas perlu terus dilakukan pembinaan. Walaupun harus juga disadari bahwa integrasi nasional dalam arti sepenuhnya tidak mungkin diwujudkan, dan konflik di antara sesama warga bangsa tidak dapat dihilangkan sama sekali. Tulisan ini akan memaparkan kondisi masyarakat Indonesia yang diwarnai oleh berbagai macam perbedaan dan upaya mewujudkan integrasi nasional dengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-perbedaan tersebut.
Dengan demikian, pembangunan masyarakat Indonesia yang berbhineka memerlukan kesadaran penuh terhadap adanya keberagaman penduduk. Hal ini merupakan ide tentang penegakan kesatuan Indonesia berdasarkan upaya mengapresiasikan keanekaragaman masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis ingin membahas mengenai integrasi nasional dengan tujuan agar masyarakat khusunya pelajar maupun mahasiswa dapat mengetahui betapa pentingnya integrasi nasional dalam memupuk dan meperkokoh persatuan serta kesatuan bangsa Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN

Pengertian dan Konsep Integrasi Nasional
Integration berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Nation artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar belakangnya, berada dalam suatu wilayah dan di bawah satu kekuasaan politik.
Integrasi nasional merupakan upaya untuk menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya. Bangsa yang mampu membangun integrasi nasionalnya akan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa-bangsa yang ada di dalamnyaa karena ntegrasi nasional merupakan salah satu tolok ukur persatuan dan kesatuan bangsa.
Integrasi nasional sangatlah penting dalam memenuhi syarat untuk pencapaian cita- cita bangsa yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI 1945 alenia ke-2 yaitu merdeka bersatu,  berdaulat,  adil  dan  makmur.Demi  mewujudkan integrasi  nasional  sikap  tersebut diantaranya yaitu toleran, karena dengan adanya toleransi maka dapat dipastikan bahwa kan ada rasa saling menghormati dan menghargai antara satu dengan yang lainnya.
Terdapat berbagai macam jenis integrasi, yaitu:
1.      Integrasi Bangsa : Integrasi bangsa menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu pembentukan identitas nasional
2.      Integrasi Wilayah : Integrasi wilayah menunjuk pada masalah  pembentukan  wewenang  kekuasaan  nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok kelompok sosial budaya masyarakat tertentu.
3.      Integrasi Nilai : Integrasi nilai menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
4.      Integrasi  Elit  Massa  :  menunjuk  pada  masalah penghubungan antara pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan   perbedaan-perbedaan   mengenai  aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan massa.
5.      Integrasi Perilaku: Integrasi tingkah laku (perilaku integratif) menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan `yang diterima demi mencapai tujuan bersama
Dalam realitas nasional integrasi nasional dapat dilihat dari tiga aspek:
1.      Integrasi Politik, yaitu integrasi vertikal dan integrasi horizontal;
2.      Integrasi Ekonomi, yaitu terjadinya saling ketergantungan antar daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya saling ketergantungan menjadikan wilayah dan orang-orang dari berbagai latar akan mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan dan sinergis;
3.      Integrasi sosial budaya, yaitu proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan.

Bhineka Tunggal Ika sebagai Perekat Nasionalisme Indonesia
Akar nasionalisme Indonesia sejak awal didasarkan pada tekad yang menekankan pada pentingnya cita-cita bersama, di samping pengakuan sekaligus penghargaan pada  perbedaan sebagai pengikat kebangsaan. Kesadadaran semacam itu jelas terlihat pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang menekankan pada pentingnya cita-cita yang sama dan sekaligus kemajemukan sebagai perekat kebangsaan. Sejarah bangsa kita sangat jelas memberikan pelajaran bahwa bangsa indonesia menjadi kenyataan karena dua kali ada komponen bangsa yang merelakan kedudukan dominannya demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam sumpah pemuda 1928 para pemuda jong djava merelakan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia.  Seandainya saja bahasa jawa yang dijadikan bahasa Indonesia, maka republik Indonesia akan dipahamai sebagai republic jawa raya dengan akibat bahwa kaum sunda, minang, batak, bugis, ambon, bali, aceh dan daerah lain sangat mungkin tidak akan ikut terintegrasi.
Peristiwa yang kedua adalah dimana dalam sidang penetapan sila Pancasila sebagai dasar negara dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Kesepakatan itu memastikan bahwa Indonesia menjadi milik seluruh rakyat Indonesia tanpa adanya perbedaan berdasarkan atas agama mayoritas atau minoritas, agama yang superior atau inferior. Kesediaan para wakil   umat islam untuk tidak menuntut kedudukan khusus dalam Undang-Undang Dasar meski mereka secara realitas adalah agama yang terbesar di Indonesia memungkinkan terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Apabila sila pertama dalam Pancasila itu masih mencantumkan nilai dari satu agama tertentu, maka bisa  dipastikan masyarakat Indonesia dibagian timur tidak akan masuk dalam wilayah kesatuan republik Indonesia.
Indonesia dikenal oleh dunia sebagai satu negara kepulauan yang memiliki pluralitas, kemajemukan, dan heterogenitas suku bangsa yang mendiami kepulauannya. Didalam penelitian etnologi diketahui bahwa Indonesia memiliki kurang lebih 600 suku bangsa dengan perbedaan identitasnya masing-masing dan dengan kebudayaan yang berbeda. Dari catatan sensus tahun 2000, menunjukan bahwa indonesia memiliki 101 suku bangsa dengan jumlah penduduk 201.092.238 jiwa sebagai warga negara. Dari sisi agama, kepulauan di Indonesia yang dalam sejarahnya memanglah jalur perdagangan internasional membawa dampak langsung bagi penyebaran agama-agama besar di dunia. Sejak zaman  pra  kemerdekaan  sampai sekarang setidaknya ada 6 agama yang diakui oleh negara sebagai agama yang banyak  dianut  oleh  masyarakat indonesia yaitu Islam, Kristen, Katholik, Hindu,  Budha  dan  Khonghucu. Tentunya masih banyak lagi   agama- agama  lokal   dan   aliran  kepercayaan yang diyakini dalam masyarakat Indonesia.
Secara  substansi, Bhineka Tunggal Ika merupakan pengingat kita semua untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Kalimat lengkapnya berbunyi Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrva. Yang artinya berbeda-beda atau beragam, namun tetap satu, karena tidak ada kebenaran yang mendua. Didalam kakawin sutasoma mpu tantular secara lengkap menyinggung bhineka tunggal ika yang pada awalnya karena adanya perbedaan antara agama budha dan hindu. Hal tersebut dimaksudkan  untuk  menghindari konflik. Kemudian dalam sejarah bangsa indonesia dipilihnya kata-kata Bhineka Tunggal Ika dalam pita lambing burung garuda semata-mata dimaksudkan karena kata tersebut sangat bermakna dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia. Keberagaman yang  dimiliki bangsa Indonesia dengan multi etnisnya, agamanya, rasnya, antar golongannya adalah suatu keberagaman yang sejatiya berada dalam satu bangsa dan Negara Indonesia berdasarkan pancasila sebagai falsafah bangsa.



BAB III
KESIMPULAN

Integrasi nasional merupakan upaya untuk menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya. Bangsa yang mampu membangun integrasi nasionalnya akan memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan bangsa-bangsa yang ada di dalamnya. Integrasi nasional merupakan salah satu tolok ukur persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi Nasional sangat penting bagi negara Indonesia dalam hal memenuhi syarat untuk pencapaian cita-cita bangsa yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI 1945 alenia ke-2 yaitu merdeka bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Integrasi Nasional dapat tercipta apabila setiap individu memiliki kesadaran bahwa negara Indonesia berbentuk negara kesatuan, sehingga setiap individu perlu memiliki rasa persamaan senasib seperjuangan untuk mewujudkan suatu kesadaran untuk bersatu dalam perbedaan yang begitu terlihat di Indonesia. Hal tersebut juga telah dituangkan sebagai semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika atau semboyan lengkapnya yaitu Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrva, yangartinya berbeda-beda atau beragam, namun tetap satu, karena tidak ada kebenaran yang mendua.
                                                                                                                                


DAFTAR PUSTAKA

Shofa, Abd Mu’id Aris. Memaknai Kembali Multikulturalisme Indonesia dalam Bingkai Pancasila. JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1 No.1, Juli 2016.


https://www.academia.edu/36262846/BAB_1_PENDAHULUAN_1.1_Latar_Belakang_Masalah. Diakses pada tanggal 24 Maret pukul 21.35 WIB.

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Universitas Gunadarma