PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
INTEGRASI DALAM MEMUPUK MEMPERKOKOH PERSATUAN DAN
KESATUAN
DISUSUN OLEH :
PRASETYO FAJAR RAMADHAN (24317727)
DOSEN :
SRI WALUYO
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN………………………………………………………………… 2
BAB 2
ISI…………………………………………………………………………………. 3
BAB 3
KESIMPULAN…………………………………………………………………... 6
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………7
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah integrasi nasional
merupakan persoalan yang dialami hampir semua negara, terutama negara-negara
yang usianya masih relatif muda, termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena
mendirikan negara berarti menyatukan orang-orang dengan segala perbedaan yang
ada menjadi satu entitas kebangsaan yang baru menyertai berdirinya negara
tersebut. Begitu juga negara Indonesia yang usianya masih relatif muda. Sejak
proklamasi kemerdekaan sampai sekarang negara Indonesia masih menghadapi
persoalan bagaimana menyatukan penduduk Indonesia yang di dalamnya terdiri dari
berbagai macam suku, memeluk agama yang berbeda-beda, berbahasa dengan bahasa
daerah yang beranekaragam, serta memiliki kebudayaan daerah yang berbeda satu
sama lain, untuk menjadi satu entitas baru yang dinamakan bangsa Indonesia.
Pada kenyataannya, masih
terdapat masyarakat Indonesia yang beranggapan
bahwa perbedaan itu adalah suatu ancaman yang harus dihilangkan.
Salah satu bentuk konflik yang sering terjadi adalah konflik antar kelompok dalam masyarakat, baik
konflik yang dilatarbelakangi oleh kesukuan, konflik antar pemeluk agama,
konflik karena kesalahpahaman budaya, dan semacamnya. Hal itu menunjukkan bahwa
persoalan integrasi nasional Indonesia sejauh ini masih belum tuntas perlu
terus dilakukan pembinaan. Walaupun harus juga disadari bahwa integrasi
nasional dalam arti sepenuhnya tidak mungkin diwujudkan, dan konflik di antara
sesama warga bangsa tidak dapat dihilangkan sama sekali. Tulisan ini akan
memaparkan kondisi masyarakat Indonesia yang diwarnai oleh berbagai macam
perbedaan dan upaya mewujudkan integrasi nasional dengan tetap menghargai
terdapatnya perbedaan-perbedaan tersebut.
Dengan demikian, pembangunan masyarakat Indonesia yang berbhineka memerlukan
kesadaran penuh terhadap adanya keberagaman penduduk. Hal ini merupakan ide tentang penegakan
kesatuan Indonesia berdasarkan upaya mengapresiasikan
keanekaragaman masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan
sebelumnya, maka penulis ingin membahas mengenai integrasi nasional
dengan tujuan agar masyarakat khusunya pelajar maupun mahasiswa dapat
mengetahui betapa pentingnya integrasi nasional dalam memupuk dan meperkokoh
persatuan serta kesatuan bangsa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian dan Konsep Integrasi
Nasional
Integration berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini
berasal dari bahasa latin integer, yang berarti utuh atau
menyeluruh.
Berdasarkan arti etimologisnya
itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga
menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Nation artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar belakangnya, berada dalam suatu wilayah
dan di
bawah satu kekuasaan
politik.
Integrasi nasional
merupakan upaya
untuk menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan
pemerintah dan wilayahnya. Bangsa yang mampu
membangun integrasi nasionalnya akan memperkokoh
rasa
persatuan dan kesatuan bangsa-bangsa yang ada di dalamnyaa
karena ntegrasi nasional merupakan salah satu tolok ukur persatuan dan kesatuan bangsa.
Integrasi nasional sangatlah penting dalam memenuhi syarat untuk pencapaian cita-
cita bangsa yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI 1945 alenia ke-2 yaitu merdeka bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.Demi mewujudkan integrasi nasional
sikap tersebut diantaranya yaitu toleran, karena dengan adanya toleransi maka
dapat dipastikan bahwa
kan ada rasa saling menghormati dan menghargai antara satu dengan yang lainnya.
Terdapat berbagai macam jenis integrasi, yaitu:
1.
Integrasi Bangsa
: Integrasi bangsa menunjuk pada
proses penyatuan berbagai
kelompok budaya dan sosial dalam
satu
kesatuan wilayah dan dalam suatu
pembentukan identitas nasional
2.
Integrasi Wilayah : Integrasi
wilayah menunjuk pada masalah pembentukan
wewenang kekuasaan nasional
pusat
di atas unit-unit sosial
yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok kelompok sosial budaya
masyarakat tertentu.
3.
Integrasi Nilai : Integrasi nilai menunjuk pada
adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
4.
Integrasi
Elit Massa :
menunjuk pada masalah penghubungan antara
pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan
perbedaan-perbedaan mengenai
aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan
massa.
5.
Integrasi Perilaku: Integrasi tingkah laku
(perilaku integratif) menunjuk pada
penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan `yang diterima
demi mencapai tujuan bersama
Dalam realitas nasional integrasi
nasional dapat dilihat dari tiga aspek:
1.
Integrasi Politik, yaitu integrasi vertikal dan
integrasi horizontal;
2.
Integrasi Ekonomi,
yaitu terjadinya saling ketergantungan
antar daerah dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup rakyat. Adanya
saling ketergantungan menjadikan
wilayah dan orang-orang dari
berbagai latar akan mengadakan kerjasama
yang saling menguntungkan
dan sinergis;
3.
Integrasi
sosial budaya, yaitu proses penyesuaian unsur-unsur yang
berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan.
Bhineka Tunggal Ika sebagai Perekat Nasionalisme Indonesia
Akar nasionalisme Indonesia
sejak awal didasarkan pada tekad
yang menekankan pada pentingnya cita-cita bersama,
di samping
pengakuan sekaligus penghargaan pada
perbedaan sebagai pengikat kebangsaan. Kesadadaran semacam itu jelas terlihat pada semboyan
Bhinneka Tunggal Ika yang menekankan
pada
pentingnya cita-cita
yang sama dan sekaligus
kemajemukan sebagai
perekat kebangsaan. Sejarah bangsa kita sangat jelas
memberikan
pelajaran bahwa bangsa indonesia
menjadi kenyataan karena dua
kali ada komponen
bangsa yang merelakan kedudukan dominannya demi
persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam
sumpah
pemuda 1928 para pemuda jong
djava merelakan bahasa
melayu menjadi bahasa
Indonesia. Seandainya saja bahasa
jawa
yang dijadikan bahasa Indonesia,
maka republik Indonesia akan
dipahamai sebagai republic jawa raya dengan
akibat bahwa kaum sunda,
minang, batak, bugis, ambon, bali, aceh dan daerah lain sangat mungkin
tidak akan ikut terintegrasi.
Peristiwa yang kedua adalah
dimana dalam sidang penetapan
sila Pancasila sebagai dasar negara
dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
1945. Kesepakatan
itu memastikan
bahwa Indonesia menjadi milik seluruh
rakyat Indonesia tanpa adanya
perbedaan berdasarkan atas agama mayoritas
atau minoritas, agama yang superior atau inferior. Kesediaan para wakil umat islam
untuk tidak menuntut kedudukan khusus dalam Undang-Undang
Dasar meski mereka
secara realitas adalah agama
yang
terbesar di Indonesia memungkinkan terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa dalam
bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Apabila sila pertama dalam
Pancasila itu masih
mencantumkan nilai dari satu agama
tertentu, maka bisa dipastikan masyarakat Indonesia dibagian timur
tidak akan masuk dalam wilayah
kesatuan republik Indonesia.
Indonesia
dikenal oleh dunia sebagai satu negara kepulauan yang memiliki pluralitas,
kemajemukan, dan heterogenitas suku bangsa yang mendiami kepulauannya. Didalam
penelitian etnologi diketahui bahwa
Indonesia memiliki kurang lebih 600 suku bangsa dengan
perbedaan identitasnya masing-masing
dan dengan kebudayaan
yang berbeda. Dari catatan sensus
tahun 2000, menunjukan
bahwa indonesia memiliki 101 suku bangsa
dengan jumlah penduduk
201.092.238
jiwa sebagai warga negara. Dari
sisi agama, kepulauan di
Indonesia yang
dalam sejarahnya memanglah
jalur perdagangan internasional membawa
dampak langsung bagi penyebaran
agama-agama
besar di dunia. Sejak zaman pra kemerdekaan sampai sekarang setidaknya ada 6 agama yang diakui oleh negara sebagai agama yang
banyak dianut oleh masyarakat
indonesia yaitu Islam, Kristen, Katholik,
Hindu, Budha
dan Khonghucu.
Tentunya masih banyak lagi
agama- agama lokal
dan aliran kepercayaan yang diyakini
dalam masyarakat
Indonesia.
Secara substansi, Bhineka Tunggal Ika merupakan pengingat kita semua untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Kalimat
lengkapnya berbunyi Bhineka
Tunggal
Ika,
Tan Hana Dharma Mangrva. Yang artinya berbeda-beda
atau beragam, namun tetap satu, karena
tidak ada kebenaran yang mendua. Didalam kakawin
sutasoma mpu tantular
secara lengkap menyinggung bhineka
tunggal ika yang pada awalnya
karena adanya perbedaan antara agama budha
dan hindu. Hal tersebut dimaksudkan untuk
menghindari konflik. Kemudian dalam sejarah bangsa indonesia
dipilihnya kata-kata Bhineka Tunggal Ika dalam pita lambing burung garuda
semata-mata dimaksudkan karena
kata tersebut sangat bermakna dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
Keberagaman yang dimiliki bangsa Indonesia dengan multi etnisnya,
agamanya, rasnya, antar golongannya adalah suatu keberagaman yang sejatiya berada dalam satu bangsa
dan Negara Indonesia berdasarkan
pancasila sebagai
falsafah bangsa.
BAB III
KESIMPULAN
Integrasi nasional
merupakan upaya
untuk menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan
pemerintah dan wilayahnya. Bangsa yang mampu
membangun integrasi nasionalnya akan memperkokoh
rasa
persatuan dan kesatuan bangsa-bangsa yang ada di dalamnya. Integrasi
nasional merupakan salah satu tolok ukur persatuan dan kesatuan bangsa. Integrasi Nasional
sangat penting
bagi
negara Indonesia dalam hal memenuhi syarat untuk pencapaian cita-cita bangsa yang tertuang dalam Pembukaan UUD NRI
1945 alenia ke-2 yaitu merdeka bersatu, berdaulat,
adil dan makmur. Integrasi Nasional dapat tercipta apabila
setiap individu memiliki kesadaran bahwa negara Indonesia berbentuk negara kesatuan, sehingga setiap individu
perlu memiliki rasa persamaan senasib seperjuangan untuk mewujudkan
suatu kesadaran untuk bersatu dalam perbedaan yang
begitu terlihat di Indonesia. Hal tersebut juga telah dituangkan sebagai semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika
atau semboyan lengkapnya yaitu Bhineka Tunggal
Ika,
Tan Hana Dharma Mangrva, yangartinya berbeda-beda
atau beragam, namun tetap satu, karena
tidak ada kebenaran yang mendua.
DAFTAR PUSTAKA
Shofa, Abd
Mu’id Aris. Memaknai Kembali Multikulturalisme Indonesia dalam Bingkai
Pancasila. JPK: Jurnal Pancasila dan
Kewarganegaraan, Vol. 1 No.1, Juli 2016.
http://madib.blog.unair.ac.id/jatidiri-and-characters/integrasi-nasional-untuk-mewujudkan-kejayaan-bangsa/. Diakses
pada tanggal 24 Maret pukul 21.30 WIB.
https://www.academia.edu/36262846/BAB_1_PENDAHULUAN_1.1_Latar_Belakang_Masalah.
Diakses pada tanggal 24 Maret pukul 21.35 WIB.