Logo

Selasa, 06 November 2018

TIPOLOGI Bangunan Rumah adat Musalaki


RUMAH ADAT MUSALAKI
Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi yang terbagi beberapa pulau. Hal inilah yang membuat provinsi NTT mempunyai banyak suku dengan bebagai perbedaan. Mulai dari suku Antoni, Lamaholot, Belu, Sumba dan masih banyak lainnya. Setiap suku punyai ikon berupa rumah adat dengan bentuk dan ciri yang unik.
Bicara tentang rumah adat NTT, maka tidak bisa dilepaskan dari Rumah Musalaki. Ini merupakan jenis rumah adat dari suku Lio yang dikenal oleh masyarakat luas. Sebuah icon budaya rumah adat yang ada di provinsi Nusa Tenggara Timur.

Ø FUNGSI
Nama Musalaki sebetulnya berasal dari kata dalam bahasa Ende Lio yaitu Mosa dan Laki, Mosa berarti ketua atau kepala sementara Laki berarti Adat atau suku. Oleh karenanya sesuai nama tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa rumah adat ini memang hanya difungsikan sebagai tempat tinggal kepala suku atau ketua adat Ende. Berdasarkan penelusuran data, rumah ada ini juga kerap digunakan sebagai tempat digelarnya upacara ritual adat, sebagai tempat bermusyawarah untuk memutuskan suatu keputusan, dan kegiatan lain yang berhubungan dengan adat atau keagamaan.

Ø Struktur dan Arsitektur Rumah Adat
Untuk menunjang fungsi tersebut, rumah adat Nusa Tenggara Timur ini disusun dengan ukuran besar dan dengan struktur yang kokoh. Materialnya sendiri hampir secara keseluruhan berasal dari alam, mulai dari batu-batuan, kayu, hingga daun-daunan. Material-material tersebut digunakan untuk semua bagian dari struktur rumah adat Musalaki ini.
Rumah ini berbentuk panggung, di bawahnya terdapat balai panjang tempat menerima tamu. Tiang-tiangnya berdiri di atas batu besar sehingga tidak perlu ditanam di dalam tanah. Atapnya terbuat dari jerami.
Struktur rumah Musalaki sendiri terbagi 4 bagian utama, yaitu Kuwu Lewa (Pondasi), Maga (Lantai), dan Atap.

a)      Kuwu Lewa (pondasi)
Kuwu Lewa atau pondasi rumah adat Musalaki terbuat dari batu lonjong yang dipasang vertikal (berdiri). Pandasi batu ini sebetulnya bukanlah pondasi utama. Rumah adat Musalaki tetap harus ditopang oleh pondasi kayu, sementara pondasi batu hanya dipasang sebagai pencegah rubuhnya rumah bila suatu saat terjadi gempa. Pondasi kayu sendiri selain berfungsi sebagai tempat bertumpunya lantai juga berfungsi sebagai penyokong rangka atap rumah.


b)      Maga (lantai)
Karena merupakan rumah dengan struktur panggung, rumah adat Musalaki memiliki lantai gantung yang terbuat dari susunan papan-papan panjang. Papan pada lantai rumah disusun agak jarang untuk menjaga kelembaban dalam rumah. Susunan papan sendiri dibuat satu arah sehingga tidak menimbulkan bunyi saat dipijak. Tingginya lantai tersebut berkisar antara 60 sd 100 meter dari permukaan tanah. Lantai rumah Musalaki dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan tingginya. Ada lantai teras (tenda teo) yang berada di bagian luar dan lantai koja ndawa (ruang dalam). Lantai tenda teo umumnya lebih tinggi dibandingkan lantai koja ndawa.

c)        Atap
Salah satu bagian unik dari rumah adat Nusa Tenggara Timur terletak pada struktur atapnya. Atap rumah yang dibuat dari susunan jerami ini bertumpu pada rangka atap yang terdiri dari saka ubu (bubungan), kayu palang, jara (kuda-kuda), dan leka reja. Rangka tersebut membentuk struktur atap yang kemudian terlihat cukup unik dengan bentuk menjulang tinggi ke atas.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL

Universitas Gunadarma